Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada tahun 1922
merubah nama menjadi Ki Hajar Dewantara, jika dituliskan dalam bahasa Jawanya
menjadi Ki Hajar Dewantoro.
Ki Hajar Dewantara tokoh pelopor pendidikan di
Indonesia, yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal pada
tanggal 26 April 1956 pada usia 69 tahun.
Pada tanggal 2 Mei sering diperingat sebagai Hari
Pendidikan Nasional atau disingkat HARDIKNAS. Bagian dari semboyan ciptaan Tut
Wuri Handayani artinya di belakang memberi dorongan yang menjadi slogan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia. Selain semboyan Tut Wuri Handayani, Ki Hajar Dewantara mempunyai 2 semboyan yaitu ing ngarso sung tulodo yang artinya di depan memberi teladan dan ing madya mangun karso yang artinya di tengah membangun karya.
Awal karier Ki Hajar Dewantara saat muda
Ia menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di ELS (Eropa/Belanda). Kemudian ia melanjutkan ke STOVIA (SekolahDokterBumiputra), tetapi tidak sampai tamat dikarenakan sakit. Lalu ia bekerja sebagai penulis dan wawancara di beberapa surat kabar.
Awal karier Ki Hajar Dewantara saat muda
Ia menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di ELS (Eropa/Belanda). Kemudian ia melanjutkan ke STOVIA (SekolahDokterBumiputra), tetapi tidak sampai tamat dikarenakan sakit. Lalu ia bekerja sebagai penulis dan wawancara di beberapa surat kabar.
Namanya diabadikan sebagai salah satu nama kapal
perang Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara.
Makna hari pendidikan nasional
Ketika seluruh rakyat Indonesia telah sadar akan hal
ini, mereka akan bersatu dan berkomitmen penuh untuk membantu terciptanya
pendidikan berkualitas yang nantinya memberi faedah demi kemajuan bangsa dimasa
depan.
Di sekolah kami SMKN 1 KEDAWUNG setiap tahunnya memperingati Hari Pendidikan Nasional. Yang dimana semua siswa dan guru-guru berkumpul di lapangan untuk melalukan upacara. Tujuannya untuk memperkokoh kesadaran bangsa tentang pentingnya pendidikan di Indonesia.
Di sekolah kami SMKN 1 KEDAWUNG setiap tahunnya memperingati Hari Pendidikan Nasional. Yang dimana semua siswa dan guru-guru berkumpul di lapangan untuk melalukan upacara. Tujuannya untuk memperkokoh kesadaran bangsa tentang pentingnya pendidikan di Indonesia.